Jumat, November 15, 2024
spot_img

Selamat Jalan Pejuang, Selamat Jalan Kiai

numalang.id-Pukul 14.40 tanggal 14 November 2024 merupakan waktu kehilangan yang akan selalu dikenang bagi keluarga besar Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) seantero Negeri. Bagaimana tidak, sosok bersahaja yang telah menjadi inspirasi perjuangan bagi kader IPNU telah menyelesaikan tugas mulianya di dunia. Beliau, K.H. Moensif Nachrowi Thohir, berpulang menghadap Sang Kuasa membawa segala kehebatan masa hidupnya. Berpulangnya Kiai Munsif bukan hanya meninggalkan duka yang sangat mendalam, tetapi juga menyisakan semangat yang akan terus berdengung dibenak seluruh kader IPNU di Indonesia.

Beliau merupakan saksi mata atas upaya pendirian organisasi pelajar yang berada dalam naungan Jam’iyyah Nahdatul Ulama. Kiai Munsif menjabat sebagai sekretaris umum Ikatan Pelajar Nahdlatu Ulama’ era ketua umum Prof. KH. Moch. Tholchah Mansoer. Sebagai salah satu, mungkin satu-satunya, dari para pengurus awal IPNU yang masih sempat ditemui oleh kader-kader dalam satu dasawarsa terakhir, beliau sukses menjadi contoh hidup keteladanan yang sangat berharga.

Sosok yang sangat sederhana ini, adalah pengingat yang baik tentang peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah IPNU. Semua kenangan itu masih melekat erat dalam benak beliau, hingga siapapun yang diajak bercerita tentang hal itu seperti diseret kembali kepada masa-masa heroik tersebut. Beliau kerap kali menunjukkan sebuah album foto sederhana yang berisi jerpretan momen-momen penting dalam sejarah IPNU. Salah satu yang paling berharga adalah foto Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, saat menghadiri deklarasi dan pelantikan pertama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di Kota Malang.

Beliau menceritakan betapa penting kehadiran Ir. Soekarno pada momentum tersebut. Saat itu, Bung Karno bukan hanya presiden Republik Indonesia, melainkan tokoh penting dalam percaturan peta politik dunia. Pasca perang dunia kedua, seluruh dunia dalam iklim politik yang sangat panas, baik bagi pemenang perang maupun pihak yang kalah. Banyak Negara jajahan yang memilih untuk memerdekakan diri serta melapaskan pengaruh kolonialisme. Kiai Munsif menceritakan bahwa posisi presiden RI pertama itu sangat berpengaruh karena kerap kali melakukan pergerakan dan provokasi pada Negara-negara tertentu untuk merdeka.Gagasan ini disambut sangat baik oleh berbagai Negara di dunia untuk menghimpun kekuatan melawan penjajahan. Berkat hal ini, Bung Karno menjadi sosok yang sangat penting, bukan hanya bagi Indonesia tapi juga dalam politik internasional. Maka dari itu, kehadiran Ir. Soekarno dalam pelantikan pertama ini telah melegitimasi posisi IPNU sebagai organisasi penting dan memiliki nilai tawar yang tinggi.

Sudut pandang sejarah ini kerap kali disampaikan oleh Kiai Munsif kepada setiap kader yang bertamu ke rumahnya. Beliau mengatakan bahwa semangat belajar dan berjuang harus senantiasa dihidupkan dalam jiwa setiap anggota dan kader IPNU karena mereka sedang berada dalam rumah juang yang tepat. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama merupakan tempat berhimbun, wadah komunikasi, aktualisasi, serta menjadi bagian integral dari potensi generasi muda Indonesia secara utuh. Keberadaan IPNU memiliki posisi strategis sebagai wahana kaderisasi pelajar NU sekaligus alat perjuagan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dalam menempatkan pelajar sebagai sumberdaya insani yang vital. IPNU dituntut untuk mampu berkiprah lebih banyak dalam kancah pembangunan bangsa dan Negara.

Sebagai jembatan hidup antara masa awal IPNU dan era perjuangan masa kini, Kiai Munsif berusaha mewariskan nilai-nilai luhur dan latar belakang fundamental dalam pendirian organisasi ini. Sorot matanya yang masih tajam di usia senja, menyiratkan pesan mendalam bagi semua kader IPNU diseluruh Indonesia, bahwa setiap pencapian yang hari ini didapatkan merupakan buah dari perjuangan yang ditanam oleh para pendahulu. Maka dari itu, kepulangan beliau dalam pelukan Sang Kuasa harusnya mampu menjadi bahan renungan atas segala perjuangan yang sedang dan akan dilakukan bersama.

Selamat jalan pejuang, selamat jalan Kiai. Semoga Allah SWT menganugrahkan posisi yang mulia disisi-Nya. Semoga engkau dijajarkan pada barisan para pejuang agama Allah, syuhada’ was sholihin.

Penulis: Ilman Ardhy Chalim

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan

Terkini