back to top
Sabtu, November 22, 2025

Merajut Ilmu Menjelang Ijab: Ikhtiar KUA Sumberpucung Menyiapkan Fondasi Keluarga

Merajut Ilmu Menjelang Ijab: Ikhtiar KUA Sumberpucung Menyiapkan Fondasi Keluarga

Sumberpucung., NUMALANG.ID-Aula Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sumberpucung, Rabu (12/11/2025), pagi itu lebih ramai dari hari biasanya. Di antara kursi-kursi yang tersusun rapi, tampak pasangan calon pengantin duduk berdampingan, sebagian masih canggung, sebagian lain menunjukkan ekspresi penuh harap. Mereka hadir bukan sekadar memenuhi syarat administratif menjelang pernikahan, tetapi untuk mengikuti bimbingan perkawinan bertajuk “Merajut Ilmu, Menyambut Ijab.”

Di ruang sederhana itu, suasana belajar pelan-pelan tumbuh. Percakapan ringan berubah menjadi diskusi, tawa kecil menyelingi sesi yang penuh refleksi. Sejak awal, kegiatan Binwin hari itu tidak menggambarkan kesan formal yang kaku, melainkan perjumpaan hangat dengan ilmu yang kelak menjadi bekal memasuki gerbang rumah tangga.

Kesiapan yang Lebih dari Cinta

Salah satu pemateri, Inda Nafisah, S.Psi, membuka sesi dengan gagasan yang membuat peserta terdiam sejenak. “Menikah bukan hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua cara pandang terhadap kehidupan,” ujarnya. Kalimat itu menjadi pengantar menuju diskusi lebih luas tentang pentingnya kesiapan mental, spiritual, dan pemahaman ajaran Islam sebelum melangkah ke pelaminan.

Inda menekankan bahwa banyak persoalan rumah tangga muncul bukan karena kurangnya cinta, tetapi kurangnya pengetahuan mengenai hak dan kewajiban, cara mengelola emosi, serta pemahaman terhadap fiqih ibadah dan muamalah. “Cinta perlu ditopang ilmu,” katanya.

Ungkapan itu menggambarkan esensi kegiatan Binwin: membekali calon pengantin untuk mengelola kehidupan rumah tangga dengan lebih matang dan sadar.

Menghadapi Realitas Bersama

Pemateri kedua, Sefyra Adienda, S.Hum, melanjutkan dengan menghadirkan sejumlah studi kasus yang dekat dengan keseharian pasangan. Dengan gaya bertutur yang renyah, ia menjelaskan bagaimana komunikasi dalam rumah tangga kerap tersandung persoalan kecil yang tidak ditangani dengan tepat.

“Bimbingan perkawinan bukan sekadar formalitas sebelum akad,” ujar Sefyra. “Ini bagian dari pendidikan karakter keluarga.” Pesan itu disampaikan tanpa melebih-lebihkan, tetapi cukup untuk memberi peserta ruang berpikir tentang tantangan yang mungkin mereka hadapi kelak.

Para peserta menyimak dengan antusias. Ada yang mengangguk, mencatat, atau sesekali bertukar pandang dengan pasangannya. Materi yang disampaikan tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga menghadirkan potret nyata dinamika rumah tangga.

Menyiapkan Fondasi yang Kokoh

Kepala KUA Kecamatan Sumberpucung, dalam sambutan penutupnya, menegaskan bahwa kegiatan semacam ini akan terus digelar sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan keluarga. Program ini sejalan dengan visi Kementerian Agama untuk mencetak keluarga yang tangguh, harmonis, dan memiliki literasi keagamaan yang baik.

Bagi para calon pengantin, sesi Binwin hari itu mungkin hanya beberapa jam. Namun, bagi mereka yang hadir, kegiatan tersebut menjadi kesempatan untuk menata ulang harapan, memantapkan niat, dan menyadari bahwa pernikahan bukan hanya soal hari akad, tetapi perjalanan panjang yang perlu dipersiapkan dengan sungguh-sungguh.

Di aula itu, ilmu dan pengalaman berpadu. Para peserta pulang dengan membawa lebih dari sekadar sertifikat: mereka membawa pemahaman baru bahwa membangun keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah dimulai dari kesiapan untuk terus belajar dan saling memahami.

Penulis: Inda Nafisah, S.Psi – NUMALANG.ID

spot_img
spot_img
-- advertisement --spot_img

Artikel Pilihan