Donomulyo, NU Malang – Dalam rangka memperingati Harlah NU ke-1446 H, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Donomulyo, Kabupaten Malang, menggelar acara yang dimeriahkan dengan mauidzoh hasanah oleh KH Marzuqi Mustamar di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Mentaraman, pada Sabtu (20/4/2025) malam.
Menurut Kiai Marzuqi, Indonesia beruntung karena memiliki aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah yang kuat dan terhindar dari pengaruh Syi’ah, Wahabi, dan liberal.
“Di Indonesia, kita memiliki keberkahan ziarah makam ulama dan wali yang terawat dan bebas diziarahi,” ungkap KH Marzuqi.
“Ziarah pakai bunga memiliki dua kesunnahan, yaitu kesegaran bunga dapat meringankan adzab dan bau harum merupakan kesukaan Nabi dan Malaikat Rahmat,” jelas KH Marzuqi.
Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya tradisi slametan yang tidak memberatkan masyarakat karena gotong royong dan kebersamaan dalam memasak dan menyajikan makanan.
“Di Indonesia, tradisi slametan tidak memberatkan karena yang memasak dan dimasak adalah pemberian tetangga,” tambahnya.
KH Marzuqi juga mengutip penjelasan dalam Kitab Syarh Shohih Muslim tentang pentingnya sedekah makan selama 7 hari setelah kematian seseorang, yang diniatkan pahalanya untuk mayyit.
“Mayyit selama 7 hari ditanyai malaikat, sahabat menyunnahkan sedekah makan selama hari tersebut di niati pahala untuk mayyit,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, beliau juga membandingkan jumlah masjid di Arab Saudi yang mencapai 29.000, sedangkan di Indonesia mencapai 1.000.000.
“Jumlah hafidz Qur’an juga paling banyak di Indonesia,” tambahnya.
Momen di bulan Syawwal ini juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk berjabat tangan saling memaafkan dengan momentum halal bi halal, serta berharap agar terus tetap terjaga silaturrahmi yang harmonis.
Dengan demikian, KH Marzuqi berharap agar umat Islam di Indonesia dapat terus menjaga aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah dan melestarikan tradisi-tradisi yang baik, serta menghormati ulama dan guru yang telah membimbing mereka.
Kontributor: Amelia Dewanti Kaimudin
Editor: Ikbar Zakariya