NUMALANG.ID, Memiliki anak pertama adalah momen yang luar biasa dalam kehidupan seseorang. Anak pertama sering kali menjadi pengalaman pertama orang tua dalam memahami arti tanggung jawab, pengorbanan, dan cinta tanpa syarat. Kehadirannya membawa kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, sekaligus tantangan yang menuntut kesiapan fisik, mental, dan emosional.
Sebagai orang tua baru, banyak hal yang harus dipelajari mulai dari cara merawat bayi, memahami kebutuhannya, hingga memberikan stimulasi yang tepat untuk tumbuh kembangnya. Anak pertama sering kali menjadi “laboratorium” bagi orang tua dalam menerapkan pola asuh, yang tentu saja penuh dengan trial and error. Meski demikian, setiap prosesnya adalah perjalanan yang berharga.
Dalam perspektif Islam, anak adalah karunia yang diamanahkan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Kahfi (18:46):
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang kekal adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
Ayat ini mengingatkan bahwa kehadiran anak tidak hanya membawa kebahagiaan duniawi, tetapi juga menjadi ladang pahala bagi orang tua yang mendidiknya sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Tidak dapat dipungkiri, memiliki anak pertama membawa perubahan besar dalam kehidupan. Waktu untuk diri sendiri menjadi lebih terbatas, prioritas berubah, dan pola hidup pun harus disesuaikan. Namun, semua ini menjadi bagian dari perjalanan yang mendewasakan. Setiap senyuman, tawa, atau pencapaian kecil dari anak akan selalu menjadi penyemangat yang luar biasa. Rasulullah SAW juga bersabda:
“Ketika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh.” (HR. Muslim).
Hadis ini mempertegas bahwa mendidik anak dengan baik, terutama anak pertama, adalah investasi akhirat yang tidak ternilai.
Di sisi lain, anak pertama juga sering kali menjadi harapan besar bagi keluarga. Harapan untuk menjadi panutan bagi adik-adiknya kelak, hingga menjadi sosok yang dapat membawa kebanggaan bagi orang tua. Namun, penting bagi orang tua untuk tetap memberikan kebebasan dan ruang bagi anak pertama untuk tumbuh sesuai dengan potensi dan kepribadiannya.
Pada akhirnya, memiliki anak pertama adalah anugerah yang penuh makna. Ia mengajarkan kesabaran, mempererat hubungan keluarga, dan mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan. Setiap perjuangan yang dilalui sebagai orang tua akan terbayar oleh kebahagiaan sederhana yang diberikan oleh anak pertama. Itulah keajaiban yang membuat setiap momen bersamanya begitu berharga.
Penulis: Syaifudin Zuhri, S.Pd
