Ku persembahkan hanya padamu
Wahai keabadian
Takkan berikan pada yang lain
Sang pertama telah datang
Ketika malam merenggut langit
Ia hadir ketika sang kekasih memanggil
Layaknya tuhan memanggil
Hamba pada pusaran Ka’bah
Datang dan berputar-putar
Adakah sang kekasih datang
Tanpa ada panggilan
Karena semua yang ada
Pasti berawal dari kalimat itu
Ku persembahkan hanya padamu
Wahai keabadian takkan kuberikan pada yang lain
Napas-napas yang berhembus
Telah berhamburan diruang hampa
Namun napasku ini menuju
Dan tertuju pada satu titik
Layaknya satu titik berada dibawah huru Ba’
Semua ini ku persembahkan
Untuk memenuhi, panggilan-Mu
Penulis: Sundoko (Ketua LBM NU Kecamatan Wagir)