Kamis, November 28, 2024
spot_img

Titian Liburan Sekolah: Membangun Literasi dan Moralitas Anak

Malang, numalang.id-Pendidikan sangat di utamakan  bagi siapaun utamanya masyarakat NU sendiri. Maka banyak lembaga Islam di pribumi yang didriikan oleh pengurus NU. Khususnya, di Kabupaten Malang yang berada di Kecamatan Pagelaran, Desa Kanigoro. Terdapat beberapa lembaga pendidikan, diantaranya: 3 Sekolah Dasar (SD), 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 2 Madrasah Tsanawiyah (MTS), dan 1 Madrasah Aliyah (MA). Lembaga pendidikan ini perlu diperhatikan saat liburan panjang sebab tempat wisata tidak jauh berkisar antara 300 Meter dari lembaga pendidikan. Pendidikan Islam yang digagas oleh pengurus NU kurang direspon baik karena hanya wacana dan informasi lewat ceramah singkat yang muncul di media sosial seperti youtube dan media lainya. Informasi yang didapatkan tidak semua diterima, mungkin hanya 15% dan selebihnya membutuhkan keterangan tambahan. Alternatif positif yang dapat dilakukan misalnya, perlu ada tempat literasi, khususnya ditempat wisata, satu desa satu wisata dan menyediakan Literacy Book Car pada saat liburan sekolah.

Pendidikan anak mengalami delima dalam menentukan pilihan skil of life maka diperlukan sentuhan dan penanganan yang serius utamanya dari pihak guru yang dianggap orang kedua yang paling dekat dengan anak didiknya. Maka dari itu,  guru tidak cukup menagani, tetapi juga harus mengarahkan minat dan bakat muridnya. Selain, mengetahui minat dan bakat siswa diperlukan pendampingan buku bacaan sesesuai tingkat literasinya, sehingga anak akan mudah menentukan pilihannya sendiri.

Solusi Alternatif, pada saat liburan semester tahun ini perlu ada bentuk kerjasama dengan wisata hiburan anak-anak  untuk tetap belajar di berbagai tempat wisata selain untuin menghibur diri sama kelaurga juga anak tetap belajar. Maka diperlukan adanya kerjasama antara tempat hiburan anak dengan pihak sekolah, ada kegiata edukasi yang berbicara tentang “pentingnya belajar” karena tempat belajar tidak harus dibangku sekolah saja, melainkan di luar sekolah pun juga bisa untuk dijadikan tempat anak untuk membaca dan belajar tanpa harus didampingi oleh bapak dan ibu guru. Sebab orang tua menjadi guru yang terdekat sama anak-anak jika tempat itu yang dituju benar-benar menyediakan vasilitas belajar: seperti adanya ruang belajar, dan pameran buku cerita disekitar wisata tersebut, dan ada buku literasi yang tersedia pada saat liburan sekolah.

Pada saat liburan sekolah salah satu waktu yang paling tepat untuk memotivasi bakat minat baca dan litersai di kalangan anak-anak, karena tidak semua anak bisa mengakses buku ajar dan buku berkualitas. Artinya,. Buku yang sesuai dengan tingkat kapasitas intelegensi anak. Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya ada tawaran program Literacy Book Car ini menjadi solusi yang tepat dan objektif.

Solusi dan strategi positif yang perlu diperhatikan NU:

Mapping lokasi: tempat anak berkumpul selama liburan sekolah, seperti taman bermain, area perumahan, dan tempat wisata. Dalam konteks ini, sasaran utama tempat wisata, dikarenakan wisata dalah tempat pilihan utama bagi  anak. Sementara tempat hiburan untuk kegiatan fisik sudah terpenuhi. Untuk mengasah dan mengembalikan tujuan belajar mereka, maka diperlukan hiburan promosi edukasi atau mimbar membaca. Misalnya, bagi siswa yang bisa menjawab soal sejarah berdirinya lokasi akan mendapat buku bacaan dan diberikan dua kali berkunjung secara gratis, dengan sarat membuat ringkasan cerita pendek tentang lokasi hiburan tersebut. Hal ini, mungkin tidak terpikir tapi ini sangat membantu anak untuk tidak lupa bahwa setelah ini akan kembali ke sekolah untuk belajar lagi. Temuan akhir pasca liburan. Anak bukan semakin baik tapi anak semakin kurang bersikap sopan pada guru, ini dampak hiburan panjang sekolah.

Ilustrasi liburan sekolah

Pemerintah setempat dengan NU merupakan gerakan kemasyarakat yang satu bergerak pada sisi sosial  yang satu bernuansa kebangsaan:

  1. Perlu diujudkan peta konsep liburan anak sekolah yang disepakati bersama antara Kepala Desa, Tokoh Agama, Ketua Karang Taruna Desa, Stekchoplder, dan Kepala Sekolah serta nantinya menjadi keputasan bersama yang tidak bisa diinterfensi oleh pihak manapun. Adanya kesepakatan ini, tentu ada sedikit kewajiban untuk melindungi anak karena itu tanggung jawab kita bersama , bukan sepenuhnya ada tanggung jawab bapak dan ibu guru.
  2. Tempat kunjungan anak, perlu juga ada khusus wisata taman baca anak. Artinya anak bisa berkunjung dengan syarat administrasi berkunjung taman selama satu jam kemudian dibuktikan dengan tuliasan esai.

Penutup

Berdasarkan uraian di atas dapat ditemukan bahwa masa hiburan sekolah perlu ditangai serius utamanya oleh pejabat setempat. Lasan mendasarnya adalah, pasca liburan, anak semakin semangat dalam belajar juga semakin sopan pada guru. Harapanya adalah pihak pemerintah dan pengurus NU melakukan senirgrisitas saling bertanggung jawab pada anak didik. Selain itu, tenaga pendidik menumbuhkan jiwa tangguh kepada anak didiknya dan sikap bertanggung jawab pada dirinya sendiri paling tidak siswa dapat mengakui kesalahan atas apa yang dia perbuat.

Pewarta: Dr. Muhammad Husni, M.Pd.I (Dosen Pascasarjana Universitas Al-Qolam Malang)

 

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan

Terkini