Jumat, September 20, 2024
spot_img

Moderasi Beragama; Bingkai Kerukunan Berbangsa dan Bernegara

Oleh : Ali Rofik (Kontributor NUMALANG.ID)

Kendati menjadi seorang yang nasionalis tidak harus larut pada ke tertekanan masalah liberalis, menjadi manusia yang Khoirunnas Anfauhum Lin Nas tidak harus pilah-pilih perbedaan agamis, memaksa manusia lain untuk mengikuti tradisi tanpa harus memaksa secara emosionalis. Kecenderungan pemikiran bebas yang Offside ala liberal menjadi tameng otak-otak yang dangkal. Dan Solusi untuk menjadi wasitnya adalah sebagai Moderat.

Umumnya suatu kemaslahatan yang tidak sepadan dengan prinsip-prinsip keyakinan masing-masing individu, seringkali menjadi barang boomerang bagi kaum-kaum yang memiliki daya tangkap pengetahuan yang kritis. Apalagi mereka yang lemah pada norma-norma keagamaan. Sebagai bentuk contoh adalah sama-sama menjadi pemuka tradisi dan pemuka agama seringkali terkoneksi dalam hal penyerabutan nilai kontra dengan khalayak lain. Perkara tradisi adat yang seyogyanya turun temurun dilakukan, harus dipancung dengan kata-kata lembut yang menyakitkan, tidak jarang tersebar luaskan tapi terdengar sebagai ancaman bagi penerus adat tersebut. Kadang juga mereka yang istiqomah melakukan aktivitas keadatan diklaim sebagai wadah perusak nilai-nilai hukum agama. Perbedaan yang terjadi seperti ini betul-betul telah menjadi celah kerobohan pondasi kenegaraan, menghilangkan nilai Tasamuth (toleran) antar manusia sebangsa dan senegara. Fanatisme yang menarik ujung tombak pertikaian benar-benar harus ada yang menelan korban perasaan bahkan bisa menelan korban jiwa.

Jika sudah demikian, tema “Moderasi Keberagamaan” perlu menekan tendesius tersendiri dengan mengangkat sumber-sumber pengetahuan agar semua khalayak umum bisa paham. Memasang  pengertian dalam mengolah cara pandang agar tidak terjangket wadah keyakinan liberal dan anarkis pada norma keagamaan. Makna Moderasi Beragama adalah Cara Pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan Bersama dengan cara menengahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan. Di Indonesia pelaksanaan Moderasi Keberagamaan dilinierkan di Kementrian Keagamaan, dan masuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dimuali sejak tahun 2020 – 2024. Semenjak 1 tahun setelah pelantikan Presiden Joko Widodo. Setelah itu, pertanyaan timbul dari kami, apakah setelah pergantian presiden nilai Moderasi Keberagamaan akan dilanjutkan? Kita tidak tahu nanti apakah hal tersebut akan tercapai lagi atau tidak, dan presentase keberlanjutan Moderasi Beragama ini dipastikan harus berlanjut. Karena program yang bagus secara bathil ini telah dipublikasikan secara rentan dan beruntun ke semua sektor baik kepemerintahan, Pendidikan hingga seluk kemasyarakatan di perdesaan. Kementrian Agama dalam mengawal hal tersebut dengan membentuk Lembaga khusus dalam memfokuskan misi yang dibuat oleh Presiden Republik Indonesia, Lembaga tersebut dinamakan Kelompok Kerja Moderasi Beragama Kemenag RI.

Sangat mencuri perhatian “Moderasi Beragama” ini, sehingga keterlibatan semua sektor kemanusiaan saling bahu membahu dalam menegakkan nilai-nilai yang terkandung. Indicator-indikator yang tertulis betul-betul harus kita telaah sebagai pedoman untuk mengawal Moderasi Beragama ini. Komitmen Kebangsaan, Tasamuth (Toleransi), Anti Kekerasan serta menerima segala tradisi. Para ulama telah mencontohkan komitmen bermoderasi beragama, melalui saling bahu-membahu dengan agama yang lain, tidak saling mencemooh atau berdebat kusir. Beliau-beliau yang menjadi cakra utama umat islam telah memberikan paparan kehidupan Ukhuwah Wathaniyah dalam bingkai Islam yang Rahmatan Lil Alamin.

Inti daripada menyikapi segala komponen yang merusak kehidupan yang berbangsa, bernegara dan beragama ini adalah sadar akan segala sesuatu yang berbeda adalah umum dan fitrah. Bila sudah terlanjur berangkat pada nilai liberal, segera pulang dan ikuti jalan lurus ala islam yang banyak Rahmat. Jangan konyol untuk terus berjalan pada kehidupan beragama yang dangkal dan ngayal. Bila kita pintar berbahasa arab silahkan kalian ucapkan, Bila kalian pintar berbahasa amerika silahkan kalian ucapkan, tapi jangan membawa hawa permusuhan dan perpecahan beragama untuk negara kita sendiri.

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan

Terkini