NUMALANGID, Puluhan Ribu masyarakat Malang Raya dan sekitarnya berbondong-bondong hadiri Halaqah Milenial & Tabligh Akbar Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alayhi wa Sallama & Hari Santri Nasional 2023 Pondok Pesantren Mahasiswa HMA Putra-Putri & Warga RW 05 Kelurahan Merjosari di Aula Aula Universitas Gajayana (UNIGA) Malang, Jum’at (20/10/2023) malam. Halaqah Milenial & Tabligh Akbar ini berlangsung meriah dengan hadirnya KH Syaiful Munir Aminullah (Muqoddam Tijaniyyah) dan Gus Muhammad Iqdam Kholid (Pengasuh Majelis Sabilu Taubah Blitar).
Muqoddam Tijaniyyah yang juga Mustasyar NU Kabupaten Malang, KH Syaiful Munir Aminullah menyampaikan bahwa pentingnya menyambungkan sanad kepada ulama-ulama yang jelas sanadnya.
“Alhamdulillah panjenengan rawuh nderekaken Gus Iqdam. Benar menawi panjenengan ngaji bersama Gus utawi kiai yang sanadnya jelas. Tujuannya kita sebenarnya hanya satu, yakni nyambung sanad. Al-Isnad minad din. Sanad itu bagian dari agama. Sanad itu tali sambung menyambung ilmu ngantos Kanjeng Nabi Muhammad SAW,” kata KH Syaiful Munir Aminullah.
Ia juga menjelaskan bahwa jika seseorang tidak memiliki sanad keilmuan maka, seseorang akan berbicara agama sesuai hawa nafsu dan kepentingannya saja.
Sementara itu, Pengasuh Majelis Sabilu Taubah Blitar, Gus Muhammad Iqdam Kholid menyampaikan pentingnya seorang orang tua mendidik anak-anaknya dengan sanad yang jelas.
“Panjenengan kalau ingin anak cucunya selamat, meskipun kondisinya seperti ini. Gimana caranya anak cucunya jenengan lebih baik dari jenengan. Saya saja yang usianya masih 30 tahun punya anak yang namanya novel Usinya 2 tahun. Saya sudah sangat khawatir, padalah secara nasab anak saya itu lebih baik daripada Saya. Maka dari itu, setiap mudik ke neneknya di Lirboyo, saya selalu bilang, Le mangkat mondok le di Lirboyo, mugi-mugi diakui menjadi santri,” tuturnya.
Gus Iqdam juga menjelaskan bahayanya Umat Rasulullah SAW di zaman akhir yakni ketika tidak memiliki sanad yang jelas.
“Karena apa salah satu bencana terbesar bagi umatnya Rasulullah SAW, itu ketika seperti yang dikatakan Rasulullah, Kebinasaan umatku terletak pada dua hal, yaitu pertama, meninggalkan ilmu, dan kedua, menumpuk harta,” tutupnya.
Penulis: Moch Miftachur Rizki