back to top
Minggu, Desember 7, 2025

Fenomena Hilangnya Minat Ngaji pada Anak Zaman Sekarang

NUmalang.id — Banyak anak pada hari ini berhenti mengaji. Alasan yang muncul beragam: “Capek sekolah… banyak tugas… lebih baik main gawai… dan tidak ada yang mengingatkan.” Padahal yang hilang bukan sekadar jadwal mengaji, tetapi cahaya dalam hatinya.

Allah telah memperingatkan dalam Surah At-Taubah ayat 122: “Hendaknya ada sekelompok dari setiap kaum untuk memperdalam ilmu agama.” Ayat ini menegaskan bahwa belajar agama adalah kewajiban, bukan pilihan. Baik anak-anak, para pemuda, maupun orang tua, semuanya diwajibkan bertafaqquh fid-din, memahami agama dengan benar.

Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR Ibnu Majah). Termasuk anak-anak kita. Mereka tidak serta-merta “paham agama” hanya karena terlahir dari keluarga Muslim.

Hal yang kerap membuat hati sedih adalah: anak-anak mampu mengikuti pelajaran sekolah, hafal rumus, dan mahir bermain gim, tetapi tidak mengenal Allah, tidak memahami adab, dan tidak tahu tata cara salat yang benar. Imam Al-Ghazali mengingatkan, “Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya.” (Ihya’ Ulumuddin). Amanah itu bukan sekadar memberi makan dan menyekolahkan, tetapi menuntun serta mengajak anak menghadiri majelis ilmu.

Banyak orang tua menginginkan anaknya kuat dalam agama dan unggul dalam pengetahuan, tetapi faktanya tidak demikian. Anak tumbuh cerdas, tetapi rapuh imannya; pandai meminta gawai, tetapi kosong ruhaniahnya; hebat secara akademis, tetapi mudah goyah di hadapan godaan dunia.

Ketika ngaji tidak lagi dianggap penting, hati anak perlahan mengering. Yang dahulu rajin membaca Al-Qur’an kini lebih sering membuka gim. Yang semangat ke TPQ kini sibuk dengan gim daring. Yang dulu antusias belajar doa kini tenggelam dalam dunia maya. Padahal, mengaji tidak harus setiap hari, namun harus tetap ada. Seminggu sekali atau sebulan sekali tetap lebih baik daripada tidak sama sekali. Sebab, ilmu agama ibarat makanan: jika tidak rutin, akan membuat jiwa “kelaparan”.

Para ulama berkata, “Siapa yang tidak mau menanggung lelahnya belajar, ia akan merasakan hinanya kebodohan selamanya.” Maka, mari hidupkan kembali semangat mengaji. Ajaklah anak-anak kita duduk di majelis ilmu. Dampingi mereka. Karena masa depan tanpa agama adalah masa depan tanpa arah.

Semoga Allah menjadikan keluarga kita sebagai keluarga pecinta ilmu, penjaga agama, dan keturunan yang senantiasa dekat dengan Al-Qur’an.

Kontributor: Sholikan

spot_img
spot_img
-- advertisement --spot_img

Artikel Pilihan