back to top
Sabtu, November 22, 2025

Masjid Darussalam Karangrejo Donomulyo Ajak Warga Pahami Ulang Tata Cara Pemakaman

numalang.id, Purworejo — Pengurus Masjid Darussalam Karangrejo Selatan, Desa Purworejo, bersama Lembaga Bahtsul Masail (LBM) MWC NU Donomulyo kembali menggelar bahtsul masail yang menyoroti pentingnya tata cara pengurusan jenazah sesuai tuntunan para ulama. Kegiatan ini digelar Senin (17/11/2025) sebagai respons atas meningkatnya perhatian warga terhadap praktik pemakaman yang benar secara syariat.

Dalam forum tersebut, salah satu pengurus takmir, Pak Narlin, mengajukan persoalan yang sering ditemui di lapangan. “Mengingat ada batas minimal kedalaman kubur, bagaimana menyiasati tanah pemakaman yang keras dan berbatu agar tetap sesuai syariat?” tanyanya.

Menanggapi itu, Pembina LBM MWC NU Donomulyo, Kyai Atta, menjelaskan bahwa kitab I’anatut Tholibin memberi batasan jelas mengenai kelayakan liang lahat. Menurutnya, jenazah harus ditempatkan pada lubang (hufrah) yang mampu menjaga kehormatan jasad. Minimal kedalaman liang lahat harus memenuhi dua unsur:

1. Bau jenazah tidak menyebar.
2. Jasad aman dari gangguan binatang buas.

“Para ulama menegaskan bahwa hikmah penguburan adalah menjaga tubuh jenazah agar tidak ternodai, mencegah bau yang mengganggu, dan menjaga kenyamanan masyarakat,” terangnya.

Pengurus Masjid Darussalam, Muslimin, turut mengapresiasi penjelasan tersebut. Ia menyebut, pemakaman bukan sekadar proses memisahkan jasad dengan dunia, tetapi bentuk penghormatan terakhir bagi manusia. Karena itu, kedalaman dan kelayakan liang lahat harus diperhatikan.

“Kami sering ditanya hal-hal seperti ini. Alhamdulillah sekarang lebih jelas. Silaturahmi dengan LBM MWC NU juga makin dekat, jadi kami tidak bingung lagi ketika ada pertanyaan warga,” ujarnya.

Ketua MWC NU Donomulyo, Kyai Parkanuddin, berharap kegiatan semacam ini membuat masyarakat semakin memahami pentingnya mengurus jenazah sesuai tuntunan agama. Menurutnya, nilai-nilai kemuliaan dan kepedulian harus tetap dijaga hingga fase terakhir kehidupan seseorang.

Di akhir acara, Ustadz Bisri Musthofa, S.Pd turut menyampaikan rasa syukurnya karena kajian-kajian pengurusan jenazah yang dahulu dianggap rumit kini telah dibukukan menjadi empat jilid dan dapat diakses masyarakat, khususnya warga Donomulyo.

Kontributor: Adib Qosim M

spot_img
spot_img
-- advertisement --spot_img

Artikel Pilihan