Kabupaten Malang, NUMALANG.ID —Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang menggelar Silaturahmi Ulama dan Umaro dengan tema “Meneguhkan Sinergi Ulama dan Umaro dalam Mewujudkan Kabupaten Malang yang Aman, Damai, Adil, dan Makmur” di Pendopo Kabupaten Malang, Sabtu (15/11). Pertemuan ini menegaskan pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi harmoni sosial sekaligus memperkuat koordinasi strategis antara pemuka agama dan pemerintahan daerah.
Kegiatan yang dihadiri Bupati Malang Drs. H. M. Sanusi, M.M., Kapolres Malang, Dandim, serta Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejaksaan Negeri Kabupaten Malang itu berlangsung di bawah panduan moderator KH. Khoirul Hafidz Fanani, M.Hi. Seluruh unsur pimpinan daerah sepakat bahwa keamanan, kedamaian, dan kualitas hidup masyarakat tidak dapat tercapai tanpa keselarasan visi antara ulama dan umaro.
Ketua MUI Kabupaten Malang, Drs. KH. M. Misno Fadlol Hija, menegaskan pentingnya kesatuan moral dan arah pembangunan.
“Kalau ulama dan umaro sudah satu pandangan, satu visi, dan satu jiwa, maka Kabupaten Malang akan menjadi madep, manteb, mantep, makmur berkelanjutan,” ujarnya.
Bupati Sanusi menyampaikan bahwa tantangan sosial kian kompleks, mulai dari pergeseran nilai, disinformasi, hingga potensi kerawanan sosial. Menurutnya, moderasi beragama menjadi pendekatan yang harus dikuatkan secara simultan oleh pemerintah, aparat, dan para ulama.
Kapolres dan Dandim Malang menambahkan bahwa stabilitas keamanan merupakan prasyarat pembangunan. Nilai-nilai keagamaan serta pendekatan humanis dari para ulama, menurut keduanya, menjadi penyangga utama dalam menjaga kondusivitas sosial.
Sementara itu, Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Kabupaten Malang menyoroti pentingnya integritas hukum dan penegakan keadilan. Ia menekankan bahwa edukasi para ulama mengenai etika dan kepatuhan hukum sangat dibutuhkan untuk mencegah potensi pelanggaran dan memperkuat tata kelola pemerintahan yang bersih.
Melalui forum ini, MUI Kabupaten Malang menegaskan komitmennya untuk terus mendorong dialog, koordinasi, serta penguatan moderasi beragama hingga ke tingkat akar rumput. Sinergi ulama–umaro diharapkan tidak berhenti pada simbol kebersamaan, melainkan diwujudkan dalam program konkret yang mendukung pembangunan inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi seluruh warga Kabupaten Malang.
Kontributor: Inda Nafisah
Editor: Moh. Ahsan Shohifur Rizal




