Gondanglegi, NUMalang.id – Penulisan ulang manuskrip Kitab Manahijul Imdad ala Syarhi Irsyadil ‘Ibad ke empat ini bertempat di Musholla Gus Nur Hamid, Sabtu (02/8/2025)
Kegiatan Penulisan manuskrip kitab klasik Manahijul Imdad ‘ala Syarhi Irsyadil ‘Ibad karya ulama besar Syaikh Ihsan bin Dahlan Al-Jampesi Al-Kadiri kembali digelar oleh Team Thurrotse. Yang terdiri dari beberapa Alumni Pondok Pesantren di antaranya santri dan pengasuh Pondok Pesantren Mafatihul Huda, Putat Lor, Alumni Pondok JAMPES Kediri, Perwakilan dari Pondok Modern Al-Rifa’ie, serta Kader dan pengurus Rijalul Ansor Ranting Desa Ketawang.
Pada pertemuan kali ini, kajian membedah salah satu tema penting dalam kitab tersebut, yakni keutamaan adzan yang dilandasi keikhlasan semata-mata karena Allah.
Disampaikan dalam kajian, terdapat beberapa hadits yang menjadi sorotan utama:
1. Hadits dari Abu Hurairah r.a.:
“Barang siapa yang adzan untuk sholat lima waktu dengan niat hanya mengharap ridha Allah, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.”
2. Riwayat Hisyam bin Yahya yang menyampaikan sabda Rasulullah ﷺ:
“Jika manusia mengetahui betapa besar pahala adzan, niscaya mereka akan saling berebut untuk melakukannya.”
3. Riwayat dari Hasan melalui jalur Sa’id bin Manshur:
“Orang yang adzan karena mengharap ridha Allah adalah orang pertama yang akan diberi pakaian pada hari kiamat.”
Kajian ini tidak hanya memperkaya khazanah pemahaman terhadap kitab-kitab turats, tetapi juga menghidupkan semangat syiar Islam melalui peran adzan yang selama ini kerap dianggap remeh oleh sebagian kalangan.
Semangat Team Thurrotse dalam menggali warisan ulama Nusantara menjadi inspirasi tersendiri bagi generasi muda Islam untuk kembali mencintai kitab kuning, memperkuat sanad keilmuan, dan mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.(*)
Kontributor : Ahmad Turmudzi