Gondanglegi, NU Malang — Upaya pelestarian khazanah keilmuan pesantren kembali digalakkan oleh kader Nahdlatul Ulama (NU). Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ranting Ketawang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, bekerja sama dengan PC Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Kabupaten Malang, tengah menyalin ulang kitab klasik Manahijul Imdad karya ulama besar Nusantara, Syaikh Ihsan bin Dahlan al-Jampesi al-Kadiri.
Kitab tersebut merupakan syarah atas Irsyadul ‘Ibad karya Syaikh Zainuddin al-Malibari. Meskipun belum pernah diterbitkan, karya ini diyakini memiliki nilai keilmuan tinggi dan menjadi bagian penting dalam tradisi intelektual pesantren.
Syaikh Ihsan Jampes dikenal luas melalui karyanya yang lain, Sirajut Tholibin, syarah dari Minhajul Abidin karya Imam Al-Ghazali, yang hingga kini dipelajari di berbagai pesantren, bahkan di kawasan Hadramaut, Yaman. Menariknya, Syaikh Ihsan tidak pernah belajar ke Timur Tengah dan tidak fasih berbahasa Arab. Namun, kualitas pemikirannya diakui oleh banyak kalangan di dunia Islam.
Ketua PC MDS Rijalul Ansor Kabupaten Malang, Syahrullah Mahmud atau Gus Syahrul, menjelaskan bahwa Manahijul Imdad sempat dibawa oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke Universitas Al-Azhar, Kairo, pada tahun 1974. Naskah tersebut rencananya akan diterbitkan, namun manuskrip aslinya tertinggal di sana. Saat ini, hanya tersisa salinan fotokopi yang disimpan di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Kalau Sirajut Tholibin dulu ditashih langsung oleh Hadhratusy Syaikh Hasyim Asy’ari, hari ini kita diberi amanah untuk menuntaskan karya lain yang sempat tertunda oleh Gus Dur. Ini tugas sejarah yang besar,” kata Gus Syahrul, Sabtu (19/7/2025).
Ketua Tim Thurrose, KH Ahmad Rofiq, menyebutkan bahwa kitab Manahijul Imdad terdiri atas delapan jilid, dengan total sekitar 1.300 halaman. Penyalinan dilakukan secara manual dan cermat. Seluruh hasil salinan akan melalui proses tashih dari PBNU serta keluarga (dzurriyah) Syaikh Ihsan Jampes guna memastikan keakuratan isi.
Penyalinan ulang kitab ini dirangkaikan dengan kegiatan rutin Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Ranting Ketawang yang digelar setiap malam Ahad. Pada Sabtu malam (19/7), kegiatan dilaksanakan di rumah Ustadz H. Muhlis Sanusi, mulai pukul 20.30 hingga 23.50 WIB.
Minggu berikutnya, kegiatan akan digelar di kediaman Sahabat Mahfudz, Desa Ketawang. Acara itu dijadwalkan dihadiri oleh Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur, KH Hamim Khudori.
Ketua GP Ansor Ranting Ketawang, Andik Asy’ari, mengatakan semangat kader dalam program ini sangat tinggi. “Mohon doa restu. Insya Allah kami akan mengawal hingga selesai. Kehadiran PC MDS menjadi penyemangat tambahan bagi kader di tingkat ranting,” ujarnya.
Manahijul Imdad merupakan karya terakhir Syaikh Ihsan yang belum sempat diterbitkan. Kandungan ilmiahnya yang mendalam memperlihatkan keluasan ilmu sang penulis, meski ia tidak mengenyam pendidikan formal ke luar negeri.
Gerakan penyalinan ulang ini diharapkan menjadi bagian dari ikhtiar menjaga warisan ulama serta memperkuat identitas keilmuan pesantren di Nusantara.
Kontributor: Ahmad Turmudzi