Kendal, NU Malang – Pepatah lama mengatakan, “Tak kenal, maka tak sayang.” Itulah prinsip yang dipegang oleh Tim UPZIS NU Ranting Kendal Payak saat menyapa para jamaah ibu-ibu Muslimat, jamaah tahlil, Diba’, dan Yasinan di berbagai sudut desa. Tujuan mereka sederhana namun penuh makna: memperkenalkan program Koin NU, sebuah gerakan sedekah harian berbasis kemandirian warga Nahdliyin.
Langkah ini bukan sekadar sosialisasi. Ia adalah ikhtiar membangun kesadaran, bahwa kekuatan umat lahir dari kontribusi kecil yang dilakukan secara kolektif dan berkelanjutan. Tim UPZIS menyadari, tanpa dukungan penuh dari warga, khususnya kaum ibu yang menjadi tulang punggung komunitas, program ini sulit berkembang.
“Kami ingin warga NU, terutama Muslimat, merasa memiliki gerakan ini. Karena dari merekalah semangat kedermawanan bisa menyebar luas,” ujar salah satu anggota tim saat ditemui di sela-sela sosialisasi.
Gerakan Koin NU bukan semata soal uang receh yang dikumpulkan. Lebih dari itu, ia menjadi sarana pendidikan ruhani: mengajak warga belajar memberi, membiasakan sedekah, dan menumbuhkan semangat berbagi. Dalam setiap receh yang dijatuhkan ke dalam kotak koin, tersimpan doa-doa sederhana namun penuh harap:
“Ya Allah, semoga bisa bayar hutang…”
“Ya Allah, semoga bisa bangun rumah…”
“Ya Allah, semoga sehat walafiat…”
Kalimat-kalimat itu bukan sekadar permohonan, melainkan ruh yang menghidupkan setiap gerakan tangan para dermawan. Koin NU menjadi media ikhtiar batin, bukan hanya amal lahir.
Dalam penjelasannya, Tim UPZIS juga menyampaikan transparansi distribusi hasil sedekah. Dari setiap 100% dana yang terkumpul, 75% akan kembali ke Ranting, 15% untuk MWC, 8% untuk PC, 1,5% ke PW, dan 0,5% ke PBNU. Pola ini memperkuat gerakan dari bawah, memberdayakan umat di lingkup terdekat.
Salah satu pelajaran berharga datang dari Ranting lain yang telah sukses menjalankan program ini. Kuncinya, selain kekompakan tim, ada dukungan penuh dari Muslimat dan Fatayat NU. Peran mereka menjadi motor penggerak utama, menyentuh hati warga, dan menyampaikan pesan-pesan kebaikan dengan cara yang menyentuh dan membumi.
Tak hanya sosialisasi satu arah, Tim UPZIS juga membuka ruang dialog dengan jamaah. Mereka ingin setiap warga merasa memiliki, memahami tujuan program, dan mau ikut ambil bagian secara aktif. Dalam suasana yang akrab dan penuh kekeluargaan, kepercayaan pun tumbuh.
Alhamdulillah, semangat yang dibawa tim disambut hangat. Dukungan dari para jamaah mengalir deras. Banyak yang langsung menyatakan kesediaannya membantu gerakan koin NU dan menyebarluaskannya di lingkungan masing-masing.
Dari koin yang tampak kecil itu, tersimpan harapan besar. Harapan akan tumbuhnya kemandirian, kepedulian, dan kekuatan umat. Sebab, kebaikan tak selalu lahir dari hal besar. Kadang ia bermula dari sedekah receh yang tulus, yang kemudian menjadi bara semangat perubahan.
Penulis: M Baidowi (ketua Upzis Kendal payak)
Editor: Ikbar Zakariya