back to top
Kamis, Juni 26, 2025

Jejak Perjuangan UPZISNU Bakalan: Dari Awal Tanpa Apa-apa hingga Hadirkan Mobil Siaga

Bululawang, NUMALANG.ID. Di balik kesederhanaan hidup pedesaan, tersimpan kisah luar biasa dari Desa Bakalan, sebuah dusun kecil di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Dari tanah yang sunyi ini, tumbuh sebuah gerakan sosial penuh kepedulian bernama UPZISNU Bakalan—sebuah inisiatif warga yang lahir dari semangat kemandirian dan keinginan kuat untuk menebar manfaat bagi sesama.

Dibentuk dari semangat Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) Angkatan XXIV yang digelar di PP. An Nur 2 Al Murtadlo pada 31 Agustus – 2 September 2018 oleh PCNU Kabupaten Malang, benih perjuangan itu mulai tumbuh. Dan dari sanalah, lahirlah ide besar untuk membentuk pilot project zakat infak sedekah berbasis desa dan Ditunjuklah Desa Bakalan Sebagai Pilot Project.

Lahir dari Nol, Kisah Awal UPZISNU Bakalan

Pembentukan UPZISNU Bakalan bukanlah hal yang mudah. Berawal dari tidak ada dana sepeser pun, inisiatif pembentukan organisasi ini dimulai oleh Alfian Gozi Zamzami yang ditunjuk sebagai ketua. Bersama beberapa anggota, mereka nekat meminjamkan dana pribadi mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu untuk membeli kotak KOIN NU. Kotak kotak ini kemudian didistribusikan ke warga secara bertahap.

Namun, keberanian mereka bukan tanpa strategi. Mereka mengadakan rapat kecil internal, kemudian menyusun langkah sosialisasi ke masyarakat melalui jamaah tahlilan di setiap RT secara bertahap. Proses ini menjadi cikal bakal lahirnya kepercayaan masyarakat terhadap gerakan kemandirian berbasis NU ini.

Perjalanan KOIN NU: Dari Penolakan hingga Menyentuh Hati Masyarakat

Tak selalu mulus, langkah awal sosialisasi program KOIN NU sempat menuai penolakan. Namun semangat para penggerak UPZISNU Bakalan tak goyah. Mereka sabar mengetuk pintu-pintu rumah warga, hadir dalam tahlilan, dan menyampaikan maksud mulia KOIN NU dengan bahasa yang santun dan penuh ketulusan.

Perlahan tapi pasti, ketulusan itu membuahkan hasil. Masyarakat mulai membuka hati, memahami tujuan gerakan ini, bahkan kemudian ikut mendukung dengan semangat luar biasa. Permintaan kotak koin pun melonjak tajam.

Namun tantangan belum usai. Keterbatasan dana membuat UPZISNU harus berutang pada pengrajin kotak di Desa Gedog Wetan. Tapi justru dari situ, ketangguhan mereka diuji dan terbukti. Berkat manajemen yang rapi dan dukungan masyarakat, hutang pun terlunasi—seiring meningkatnya kepercayaan dan partisipasi warga. Sebuah bukti bahwa ketulusan tak pernah sia-sia.

Transparansi Laporan Keuangan Jadi Point Kepercayaan

Salah satu faktor penting yang membuat UPZISNU Bakalan semakin dipercaya adalah transparansi laporan keuangan. Setiap 3 hingga 6 bulan sekali, laporan keuangan dipasang dalam bentuk banner besar di setiap dusun, mulai dari Dusun Bakalan 1, Bakalan 2, Jamuran, Banjarsari, hingga Kebon Jati. Ini menjadi bukti bahwa pengelolaan dana dilakukan secara terbuka, jujur, dan profesional.

Di balik layar, sosok Ririn Mufidah, SE sebagai bendahara sekaligus akuntan, bekerja tanpa bayaran sepeser pun. Ia bersama seluruh tim UPZISNU berjuang dengan niat tulus dan ikhlas, bahkan untuk konsumsi rapat pun seringkali hanya berupa gorengan yang dibawa secara sukarela oleh anggota.

Program Pentasyarufan yang Tepat Sasaran dan Menyentuh Hati

Dana dari KOIN NU yang terkumpul digunakan untuk program program nyata yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Program ini dinamakan Pentasyarufan KOIN NU, terdiri dari:

NU Kesehatan: bantuan tunai untuk warga sakit, serta warga yang tidak mampu berobat.

NU Ekonomi: mendukung ekonomi keluarga kurang mampu, dengan memberikan bantuan untuk kehidupannya yang berupa bantuan Dhuafa dan juga Bantuan Anak Yatim.

NU Kematian: berupa bantuan tunai dan air kemasan saat musibah kematian. Agar meringankan beban keluarga.

NU Smart: untuk membantu biaya pendidikan anak anak miskin dan santunan kepada guru guru TPQ.

Semua program ini terlaksana dengan baik, tepat sasaran, dan dilakukan secara terbuka. Tak heran, kepercayaan masyarakat kepada UPZISNU Bakalan semakin kuat.

Digitalisasi dan Keterlibatan Jamaah

Untuk memperkuat komunikasi dan keterlibatan, UPZISNU Bakalan aktif di berbagai media sosial seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Pembentukan Koordinator Jamaah Tahlil

Tim UPZISNU Bakalan juga membentuk koordinator jamaah tahlil per wilayah yang terdiri dari ibu ibu aktif, bertugas membuka kotak koin, menghitung hasil, menyetorkan dana dan melaporkan berita acara setiap bulan kepada tim UPZISNU Bakalan.

Langkah ini bukan hanya mempercepat proses, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki seluruh warga terhadap program KOIN NU. Loyalitas Ibu Ibu Jamaah yang tinggi membuat seluruh program KOIN NU ini menuju Keberhasilan.

Mobil Siaga yang merupakan Simbol Cinta dan Kepedulian untuk Umat

Dengan tekad kuat untuk memberikan kemudahan akses bantuan, UPZISNU Bakalan membuka donasi khusus pembelian mobil siaga. Melalui rekening atas nama UPZISNU Bakalan, donasi dikumpulkan secara transparan dan disosialisasikan secara massif oleh ketua dan bendahara.

Akhirnya, pada tahun 2021, mobil siaga untuk umat berhasil dibeli. Mobil ini menjadi solusi nyata bagi warga yang membutuhkan transportasi darurat, pengantaran orang sakit, maupun kebutuhan sosial lainnya.

Pembentukan Kantor Bersama Rumah Kolaborasi Banom NU

Tak berhenti di situ, UPZISNU Bakalan membangun kantor bersama untuk kegiatan UPZISNU dan seluruh banom NU desa Bakalan: IPNU, IPPNU, Ansor, Banser, Fatayat, Muslimat, dan Ranting NU. Di kantor ini, mereka bisa menggelar rapat, diskusi, dan kegiatan organisasi lainnya. Fasilitas pendukung seperti kamar mandi dan dapur pun dibangun secara gotong royong.

Hingga akhirnya pada 28 Desember 2022, dilakukan pergantian kepengurusan. Tapi semangat juang para pendiri tetap menyala. Mereka berharap semua yang telah dibangun menjadi amal jariyah, dan generasi penerus bisa menjaga, mengembangkan, serta melanjutkan perjuangan dengan amanah.

Sebuah Inspirasi bagi Desa desa Lain

Kisah UPZISNU Bakalan adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dan ketulusan hati. Tanpa gaji, tanpa pamrih, namun penuh cinta untuk masyarakat dan umat.

Dari desa kecil di Kabupaten Malang, lahirlah gerakan besar yang kini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain. Bahwa zakat, infak, dan sedekah jika dikelola dengan jujur, profesional, dan niat yang benar bisa menjadi solusi nyata untuk membangun masyarakat yang kuat, mandiri, dan berdaya.

Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi untukmu yang ingin memulai perubahan, sekecil apapun. Karena dari niat baik dan keberanian untuk melangkah, insyaAllah jalan kebaikan akan selalu terbuka.

Ditulis oleh: Ririn Mufidah, SE

Bendahara UPZISNU Bakalan – Untuk pengabdian yang tak berujung

spot_img
spot_img
-- advertisement --spot_img

Artikel Pilihan