back to top
Selasa, Mei 20, 2025

Membangun Pendidikan Kontekstual dan Inklusif di Kabupaten Malang

NU MALANG – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 selayaknya menjadi momentum refleksi bersama bagi seluruh elemen masyarakat, khususnya di Kabupaten Malang. Refleksi ini penting dilakukan untuk menimbang kembali arah pembangunan pendidikan yang tidak hanya merata secara geografis, tetapi juga relevan dengan kebutuhan dan dinamika lokal.

Sebagai daerah dengan bentang wilayah yang luas dan karakter sosial yang beragam, Kabupaten Malang memerlukan pendekatan pendidikan yang kontekstual dan inklusif. Dalam konteks ini, pendidikan tidak cukup hanya mengejar angka partisipasi atau capaian akademik semata, tetapi juga harus mampu mengakar pada realitas masyarakat setempat.

Transformasi digital yang kian pesat serta tekanan ekonomi pascapandemi telah memunculkan tantangan baru di dunia pendidikan. Di beberapa wilayah pelosok seperti Kecamatan Ampelgading, Donomulyo, dan Kasembon, masih ditemukan anak-anak yang belum memperoleh akses pendidikan yang layak dan berkualitas. Ketimpangan infrastruktur sekolah, keterbatasan tenaga pendidik, serta rendahnya literasi digital menjadi persoalan yang belum terselesaikan.

Di sisi lain, potensi kearifan lokal yang dimiliki Kabupaten Malang, seperti sektor pertanian, peternakan, hingga pariwisata desa, masih belum terintegrasi secara optimal dalam sistem pembelajaran. Padahal, potensi tersebut dapat menjadi pintu masuk untuk merancang kurikulum berbasis lokal (local-based curriculum) yang mampu menguatkan karakter dan kemandirian peserta didik.

Hardiknas 2025 seharusnya menjadi tonggak percepatan kolaborasi antara pemerintah daerah, satuan pendidikan, pelaku usaha, dan masyarakat. Kolaborasi tersebut bertujuan mewujudkan pendidikan yang memberdayakan dan membebaskan, sesuai dengan semangat Ki Hadjar Dewantara. Sudah saatnya Kabupaten Malang menyusun kurikulum yang mengakar pada potensi desa, serta membangun sistem magang yang terintegrasi dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk koperasi lokal.

Pendidikan sejatinya bukan sekadar proses mencetak lulusan, melainkan jalan untuk menumbuhkan manusia merdeka yang mampu menghadapi tantangan zaman. Maka dari itu, mari kita jadikan Hardiknas tahun ini sebagai titik balik: dari pendidikan yang seragam menuju pendidikan yang membumi, dari pendekatan yang top-down menuju pendekatan yang partisipatif dan berbasis kebutuhan riil masyarakat.

Penulis: Syaifudin Zuhri, S. Pd

Editor: Ikbar Zakariya

spot_img
spot_img
-- advertisement --spot_img

Artikel Pilihan