back to top
Sabtu, Juli 5, 2025

Ridha Orang Tua, Kunci Keberkahan Hidup: Pesan KH Imam Makruf di Halal Bi Halal Guru Madrasah Kalipare

Kalipare, NU Malang – Guru-guru RA dan MI se-Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, menggelar acara Halal Bi Halal pada Kamis (17/4/2025) di MIS Darun Najah, Lotekol, Desa Arjowilangun. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan saling memaafkan setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Acara yang dihadiri puluhan guru dari berbagai madrasah ini mengusung tema “Perkokoh Ukhuwah, Perkhusuk Ubudiyah, Pertajam Ilmu yang Ilmiah.” Kegiatan tersebut diisi dengan sambutan, pembinaan, tausiyah, dan doa bersama.

Pengawas RA dan MI se-Kecamatan Kalipare, Dra. Herlin Pujiati, menyampaikan sambutan sekaligus pesan perpisahan menjelang masa pensiun. Ia menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin kepada seluruh guru dan menekankan pentingnya peran kepala sekolah dalam menerapkan visi dan misi lembaga masing-masing.

“Kita harus terus berkembang dan maju dengan menerapkan visi dan misi yang telah disusun di lembaga kita. Guru tidak lagi diribetkan dengan administrasi, tetapi lebih fokus pada penanganan peserta didik,” ujarnya.

Bu Herlin juga menjelaskan bahwa ‘Kurikulum CINTA’ bukanlah pengganti Kurikulum Merdeka, melainkan sebuah pendekatan dalam pembelajaran, seperti halnya deep learning.

Ketua Kelompok Kerja Madrasah (KKM) Kecamatan Kalipare, Saifuddin Zuhri, S.Pd.I., juga memberikan sambutan. Ia menyampaikan terima kasih kepada KH Imam Makruf yang telah hadir untuk menyampaikan ceramah. Di awal sambutannya, ia sempat salah menyebut nama Kiai dengan sebutan KH Ma’ruf Amin, yang membuat para peserta tertawa.

“Kita adalah satu, satu adalah kita. Menuju madrasah yang hebat dan bermartabat, mari perkuat ukhuwah kita. Kita mempersiapkan santri/siswa RA dan MI sebagai garda terdepan di masyarakat untuk melanjutkan perjuangan madrasah dengan fondasi ilmu, iman, dan takwa,” ujarnya.

Saifuddin juga mengawali sambutannya dengan pertanyaan yang relevan dengan tema halal bi halal: “Mengapa doa seorang ibu lebih mustajabah dibandingkan doa seorang ayah?” Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh KH Imam Makruf dalam ceramahnya.

Dalam tausiyahnya, KH Imam Makruf menjelaskan bahwa doa ibu lebih mustajabah karena Allah menitipkan sifat Ar-Rahim pada seorang ibu, yang diwujudkan melalui rahim tempat janin tumbuh. Karena itu, hubungan seorang ibu lebih kuat dan dekat dengan Allah.

“Jangan sampai kita memutus tali silaturahim, karena Allah juga akan memutuskannya. Ridho Allah bergantung pada ridhonya orang tua, sedangkan murka Allah bergantung pada murkanya orang tua,” jelasnya.

Suasana Halal bi Halal saat mendengarkan tausiyah di MIS Darun Najah, Arjowilangun. (Foto: Rijal/numalang.id)

Ia juga menyampaikan enam pihak yang wajib dijaga silaturahimnya, yaitu: ibu, ayah, suami atau istri, ibu mertua, ayah mertua, dan guru. Jika hubungan dengan enam pihak ini baik, maka Allah akan memudahkan jalan hidup, melancarkan rezeki, dan memberikan kebahagiaan.

“Membersihkan hati dari rasa mangkel dan dendam akan menjadikan hidup lebih bersih dan bahagia,” tuturnya.

Menutup ceramah, KH Imam Makruf membagikan dua tips untuk hidup bahagia dan berkah, yaitu istiqomah dalam salat berjamaah dan istiqomah membaca surat Al-Waqi’ah satu kali setiap hari.

Acara ditutup dengan doa bersama dan saling bermaafan antar guru. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat ukhuwah dan membangun semangat baru dalam menjalankan amanah pendidikan di madrasah masing-masing.

spot_img
spot_img
-- advertisement --spot_img

Artikel Pilihan