NUMALANG.ID, Sebanyak 20 orang yang tergabung dalam Satgas Pencegahan Perkawinan Anak dari Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, dan Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, mengikuti program upgrading yang dilaksanakan dalam rangka program Indonesia Australia Partnership Towards an Inclusive Society (INKLUSI). Satgas ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, seperti pemerintah desa, PKK, Karang Taruna, Ansor, Muslimat, Fatayat, dan tokoh perempuan. Setiap desa mengirimkan 10 perwakilan.
Acara ini dibuka oleh Sekretaris Lakpesdam PCNU Kabupaten Malang, Ust. Ahmad Makki, M.Pd., yang mewakili Ketua Lakpesdam PCNU Kabupaten Malang. Dalam sambutannya, Ust. Maki Hasan menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan upgrading ini. Ia menegaskan bahwa keberhasilan program pencegahan perkawinan anak membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dan pemangku kepentingan. “Satgas ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam mencegah perkawinan anak melalui sosialisasi dan pendampingan, sehingga peraturan desa yang telah disahkan dapat berjalan secara masif,” ujarnya.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber utama, Dr. Yuliati Hotifah, S.Psi., M.Pd., dosen Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Dr. Yuliati menyampaikan materi secara partisipatif dan menarik, serta menggali informasi dari anggota Satgas mengenai kondisi dan tantangan di desa masing-masing. Ia juga memberikan panduan praktis untuk mendukung peran Satgas dalam menjalankan tugas mereka di lapangan.
Program ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kompetensi dan koordinasi Satgas, sekaligus memperkuat upaya pencegahan perkawinan anak di tingkat desa. Dukungan penuh dari masyarakat dan pihak terkait diharapkan dapat mempercepat tercapainya tujuan program INKLUSI.
Pewarta: Syaifudin Zuhri, S. Pd
