numalang.id, Singosari-Indonesia Partnership Towards and Inclusive society (INKLUSI) bersama LAKPESDAM PCNU, FATAYAT PCNU, dan LKKNU Kabupaten Malang menggelar Pelatihan Peer Learning Forum Anak Tingkat Desa di Kantor Koppatara Malang, pada Rabu (27/11/24).
Pelatihan ini melibatkan anak-anak dari Forum Anak Desa Wonorejo, Srigading, Sumberputih, dan Dengkol, dengan tujuan mencegah perkawinan anak dan membangun karakter generasi muda.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Dr. Suwadji, S.IP., M.Si., yang menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya anak-anak untuk belajar bersama sebaya guna memperkuat ide dan pengetahuan.
“Forum seperti ini memberikan ruang bagi anak-anak untuk saling mendukung dan mengembangkan potensi mereka,” ujar Dr. Suwadji.
Dr. Suwadji juga memastikan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang berkomitmen melindungi anak-anak dari ancaman perkawinan dini dan kenakalan remaja. Ia menegaskan bahwa pendidikan adalah fondasi penting untuk menciptakan sumber daya manusia unggul. “Kami terus mendorong kegiatan positif seperti ini agar anak-anak bisa menghadapi masa depan dengan bekal pendidikan yang baik,” tegasnya.
Dalam pelatihan ini, Dr. Suwadji mengajak peserta untuk memahami enam dimensi karakter berdasarkan nilai Pancasila, yaitu:
1. Beriman dan bertakwa untuk membedakan baik dan buruk.
2. Menjunjung akhlak mulia dan sopan santun.
3. Memperkuat gotong royong sebagai makhluk sosial.
4. Berpikir kreatif dan kritis dalam memanfaatkan teknologi.
5. Berwawasan global dengan menghargai perbedaan.
6. Membangun karakter tangguh untuk masa depan.
Ia juga memperkenalkan semangat N.Y.A.L.I. kepada anak-anak sebagai panduan hidup, yakni:
– Niat yang baik dalam setiap tindakan,
– Yakin bahwa usaha akan membuahkan hasil,
– Amanah untuk memanfaatkan peluang yang ada,
– Luwes dalam beradaptasi, dan
– Inspirasi untuk menjadi teladan.
“Anak-anak harus menjadi generasi penerus yang mampu membawa Indonesia menuju kemajuan,” katanya.
Pelatihan ini memberikan ruang diskusi interaktif bagi peserta untuk memahami dampak negatif perkawinan anak dan pentingnya pendidikan. Anak-anak juga diajak berbagi ide untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang mereka.
Melalui penutupan, Dr. Suwadji berpesan agar anak-anak terus menjaga semangat dan doa dalam setiap langkah mereka.
“Libatkan Allah dalam setiap usaha. Saya yakin kalian akan menjadi generasi yang sukses dunia dan akhirat,” tutupnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat memotivasi anak-anak menjadi agen perubahan di komunitas mereka serta mendukung upaya pemerintah dan masyarakat dalam mencegah perkawinan anak.
Pewarta: Syaifudin Zuhri, S.Pd