numalang.id, Pakis-Majelis Ruwatan Rakyat (MERUYA) merupakan salah satu bentuk kolaborasi PAC IPNU IPPNU Kecamatan Pakis, dari Departemen Seni Budaya PAC Pakis dan Koordinator Ranting (KORANTING).
Kegiatan perdana MERUYA dilaksanakan di Koranting Bima yang terdiri dari 4 Ranting diantaranya PR Sumberkradenan, PR Pucangsongo, PR Kedungrejo, dan PR Banjarejo. Kegiatan ini dilaksanakan dengan khidmat dengan antusias anggota dan pengurus IPNU IPPNU Pakis yang sangat luar biasa, pada hari Minggu (24/11/24) di Markas Arema Al-Qulub, Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Meruya ini digagas perdana oleh Koranting Bima yang di koordinatori oleh rekan Ahmad Ulil selaku Waka Bidang kaderisasi yang menaungi 5 koranting yang ada di kecamatan pakis, serta kolaborasi dengan Departemen Seni Budaya PAC Pakis.
Semangat yang menonjol ditunjukan panitia dari rekan dan rekanita PR Banjarejo, PR Pucangsongo, PR Sumberkradenan, dan PR Kedungrejo. Setiap ranting mendelegasikan 5 anggotanya untuk menjadi panitia. Dari sini kita bisa melihat kekompakan dan rasa kekeluargaan yang ditunjukan oleh koranting bima dalam menyelenggarakan acara ini.
Program ini bertujuan menggali dan memperkenalkan sejarah lokal kepada generasi muda, khususnya anggota IPNU-IPPNU di wilayah tersebut. Dihadirkan juga narasumber dari cak Hendri Ki Reksa Aksara Jawi dan cak Ahmad Dhari.
Kegiatan MERUYA ini dicetuskan oleh Departemen Seni Budaya PAC IPNU IPPNU Pakis yang nantinya akan berkolaborasi dengan koranting- koranting yang lain. Refangga CO Departemen Seni Budaya, Ia memaparkan bahwa dengan mengangkat tema “Penggalian sejarah”, kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran anggota terhadap nilai-nilai budaya dan sejarah desa masing-masing.
“Melalui kolaborasi yang erat antara Koranting Bima dan PAC, anggota IPNU-IPPNU aktif mendalami cerita-cerita bersejarah yang nantinya akan diolah menjadi sebuah drama kolosal. Drama ini direncanakan menjadi puncak acara dalam pagelaran seni yang akan memukau penonton,” tuturnya
Menurutnya, kegiatan Meruya tidak hanya menjadi bentuk ekspresi seni, tetapi juga merupakan program berkelanjutan dari sanggar seni yang berada di bawah naungan Departemen Seni dan Budaya PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Pakis. Program ini menegaskan pentingnya kolaborasi antar ranting dalam menggali potensi seni dan budaya lokal.
Melalui Meruya, IPNU-IPPNU Se-Kecamatan Pakis menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya dan sejarah, sekaligus menciptakan ruang kreatif bagi anggota untuk terus berkembang. Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi organisasi lain untuk memadukan seni dengan pelestarian sejarah lokal.
Setelah kegiatan Meruya, Ifah sebagai ketua PAC IPPNU Pakis menambahkan dengan output jelas melalui IPNU IPPNU bisa menjadi pelopor untuk menggerakkan kebudayaan di desa masing masing. Karena salah satu bentuk cinta negara adalah dengan kita mempelajari sejarah.
“Maka dari itu, sebelum kita beranjak ke berbagai wilayah untuk meraih mimpi, kita harus tanamkan cinta akan tempat kelahiran. Agar nantinya tidak menjadi kacang yang lupa kulitnya,” harapanya yang disampaikan melalui chat WhatsApp numalang.id (25/11)