Kamis, September 19, 2024
spot_img

Kumpulan Puisi Izzatun Nisa’ (Siswi MTs Al-Azhar)

Padamu Kartini

Hari Kartini

Lihat anak didikmu saat ini

Mengorbankan diri demi kasih yang tak pasti

Entah masa depan apa yang mereka cari

Untukmu Kartini

Yang telah setengah mati berdiri

Menjunjung tinggi harga diri

Dengan masa bodoh jika disakiti

Maaf Kartini

Karena generasi telah merusak wanita didik

Entah apa yang akan terjadi

Dan kuharap engkau yang akan kembali

Menasehati semua wanita yang tak mau dididik

Karena kini

Semua telah dibutakan oleh kasih

Entah apa yang telah dilakukannya

Hingga menyebabkan wanita didik

Buta oleh kasih yang tak pasti

 

Ia dan Rindu

Wajarkah jika jiwa merasa rindu?

Padamu yang tengah merindu

Entah apa ini yang namanya rindu

Rasanya merusak semua

Karena ia akan abadi dalam kalbu

Tolong ajarkan padaku

Cara merayakan rindu

Entah bagaimana itu

Rasa ini sungguh membuatku aneh

Karena ia akan membuatku memikirkanmu

Apakah kau juga merasakannya?

Aku harap iya

Mereka bilang rindu itu berat

Mungkin memang benar adanya

Iya membakar habis hati dan akal

Dengan api yang menyalak hebat

Sepertinya itu yang disebut rindu

Entah aku pun tak tahu

Rasanya pun sangat baru

Aku harap kau pun begitu

Karena ini begitu mengganggu

Hingga masuk ke alam mimpiku

 

Halu

Mengingatmu rasanya membuatku gagu

Entah bagaimana itu

Aku juga tak tahu

Memangnya seberapa penting dirimu?

Kita memang tak pernah bertemu

Ataupun berdialog seru

Kenapa engkau begitu mengganggu?

Hingga terkadang membuatku jenuh

Jika boleh berkata

aku ingin menyatakan suka

melihat matahari yang bersinar begitu indah

ukiran senyum yang tak pernah kulihat itu

Aku berharap bisa melihatnya

sambil bercanda dan tertawa

berdua denganmu tentunya

dalam kehidupan nyata

Ralat dalam kehidupan nyata

Bukan dalam mimpi belaka

Yah…walau tahu takkan menjadi nyata

Tapi aku menyukainya

 

Kita

Tanpa gelar

juga tanpa jabatan

tapi katanya disebut tuan

padahal kalimat protes pun tak didengar

siapa?

Hahaha itulah kita

yang disebut istimewa

tapi diperlakukan bak jelata

dibodohi oleh negara

yang mengaku untuk kepentingan bersama

ternyata malah untuk kepentingan belaka

haha miris sekali ya

yang sering kali mengemis keadilan

tapi ternyata telah termanipulasi oleh uang

mereka yang rela menjual keadilan

demi jutaan uang

dan kita yang menderita

karena tidak mendapatkan keadilan

justru malah mendapat hukuman

karena mereka lebih memihak yang beruang

 

Tentangmu

Assalamualaikum ya habiballah

Ku ucap salam padamu

sang kekasih yang maha esa

kuharap kau dapat mendengarnya

wahai kasih yang esa

bahkan ribuan syair saja

tidak bisa menggambarkan seberapa indah dirimu

seberapa lembut suaramu

seberapa teduh tatapanmu

seberapa sopan sikapmu dan

seberapa wangi keringatmu

sungguh aku tidak bisa menolak gejolak rindu ini

padamu yang tengah kurindu

padamu yang damba untuk bertemu

Yang selalu kunanti dalam mimpi

sungguh rindu ini akan selalu terpati

Ada

Jika kamu masih ingin ada

maka berusahalah untuk ada

jika kamu tidak ingin ada

maka berperilakulah bak binatang hina

agar tak seorangpun yang menganggapmu ada

atau mereka menganggapmu seperti benalu hina

dan melemparimu dengan tatapan tak suka

hingga kau menjadikannya makanan setiap hari

mereka yang berada pasti akan selalu ada

di tempat yang mulia tempat orang-orang memujanya

berlagak seperti penguasa yang bijaksana

padahal hanya sebatas sisakah yang punya nama

dibutakan oleh segudang harta

yang membuatnya rela melakukan apa saja

padahal hanya menyandang nama

di tengah rakyat yang tak tahu apa-apa

dan kamu yang tak bisa apa-apa

hanya bisa bermain di belakang bayangannya

dan tak diberi kesempatan untuk menyuarakan kebenaran

padahal negara telah diambang kehancuran

membuat orang-orang berharap akan pahlawan yang akan datang

tanpa mau mencari siapa yang akan dijadikan pahlawan

 

Untuk sekali lagi

Akan kukatakan sekali lagi

aku benci petinggi negara ini

yang mementingkan kepentingan sendiri

dan berkata seolah-olah ia dapat mengadili

padahal sebenarnya hanya untuk diri sendiri

berlagak sok bijak

dengan latar belakang pendidikan yang meyakinkan

patut diberi hadiah atas prestasi yang tak terbilang

entah itu sogokan atau bukan

mengaku adil dan bijaksana

padahal sang pelaku kriminal masih tertawa dengan senang-senang

dan sang korban yang hanya bisa menangis sengsara

karena keadilan telah diperjualbelikan

dengan harta jutaan dan jaminan jabatan

entah apa yang mereka pikirkan

padahal negara telah diambang kehancuran

padahal 17 Agustus 1945 adalah kemerdekaan

dimana banyak pahlawan yang gugur karena perang

demi negara yang sekarang dijajah kembali

oleh rakyat sendiri

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan

Terkini