Padamu Kartini
Hari Kartini
Lihat anak didikmu saat ini
Mengorbankan diri demi kasih yang tak pasti
Entah masa depan apa yang mereka cari
Untukmu Kartini
Yang telah setengah mati berdiri
Menjunjung tinggi harga diri
Dengan masa bodoh jika disakiti
Maaf Kartini
Karena generasi telah merusak wanita didik
Entah apa yang akan terjadi
Dan kuharap engkau yang akan kembali
Menasehati semua wanita yang tak mau dididik
Karena kini
Semua telah dibutakan oleh kasih
Entah apa yang telah dilakukannya
Hingga menyebabkan wanita didik
Buta oleh kasih yang tak pasti
Ia dan Rindu
Wajarkah jika jiwa merasa rindu?
Padamu yang tengah merindu
Entah apa ini yang namanya rindu
Rasanya merusak semua
Karena ia akan abadi dalam kalbu
Tolong ajarkan padaku
Cara merayakan rindu
Entah bagaimana itu
Rasa ini sungguh membuatku aneh
Karena ia akan membuatku memikirkanmu
Apakah kau juga merasakannya?
Aku harap iya
Mereka bilang rindu itu berat
Mungkin memang benar adanya
Iya membakar habis hati dan akal
Dengan api yang menyalak hebat
Sepertinya itu yang disebut rindu
Entah aku pun tak tahu
Rasanya pun sangat baru
Aku harap kau pun begitu
Karena ini begitu mengganggu
Hingga masuk ke alam mimpiku
Halu
Mengingatmu rasanya membuatku gagu
Entah bagaimana itu
Aku juga tak tahu
Memangnya seberapa penting dirimu?
Kita memang tak pernah bertemu
Ataupun berdialog seru
Kenapa engkau begitu mengganggu?
Hingga terkadang membuatku jenuh
Jika boleh berkata
aku ingin menyatakan suka
melihat matahari yang bersinar begitu indah
ukiran senyum yang tak pernah kulihat itu
Aku berharap bisa melihatnya
sambil bercanda dan tertawa
berdua denganmu tentunya
dalam kehidupan nyata
Ralat dalam kehidupan nyata
Bukan dalam mimpi belaka
Yah…walau tahu takkan menjadi nyata
Tapi aku menyukainya
Kita
Tanpa gelar
juga tanpa jabatan
tapi katanya disebut tuan
padahal kalimat protes pun tak didengar
siapa?
Hahaha itulah kita
yang disebut istimewa
tapi diperlakukan bak jelata
dibodohi oleh negara
yang mengaku untuk kepentingan bersama
ternyata malah untuk kepentingan belaka
haha miris sekali ya
yang sering kali mengemis keadilan
tapi ternyata telah termanipulasi oleh uang
mereka yang rela menjual keadilan
demi jutaan uang
dan kita yang menderita
karena tidak mendapatkan keadilan
justru malah mendapat hukuman
karena mereka lebih memihak yang beruang
Tentangmu
Assalamualaikum ya habiballah
Ku ucap salam padamu
sang kekasih yang maha esa
kuharap kau dapat mendengarnya
wahai kasih yang esa
bahkan ribuan syair saja
tidak bisa menggambarkan seberapa indah dirimu
seberapa lembut suaramu
seberapa teduh tatapanmu
seberapa sopan sikapmu dan
seberapa wangi keringatmu
sungguh aku tidak bisa menolak gejolak rindu ini
padamu yang tengah kurindu
padamu yang damba untuk bertemu
Yang selalu kunanti dalam mimpi
sungguh rindu ini akan selalu terpati
Ada
Jika kamu masih ingin ada
maka berusahalah untuk ada
jika kamu tidak ingin ada
maka berperilakulah bak binatang hina
agar tak seorangpun yang menganggapmu ada
atau mereka menganggapmu seperti benalu hina
dan melemparimu dengan tatapan tak suka
hingga kau menjadikannya makanan setiap hari
mereka yang berada pasti akan selalu ada
di tempat yang mulia tempat orang-orang memujanya
berlagak seperti penguasa yang bijaksana
padahal hanya sebatas sisakah yang punya nama
dibutakan oleh segudang harta
yang membuatnya rela melakukan apa saja
padahal hanya menyandang nama
di tengah rakyat yang tak tahu apa-apa
dan kamu yang tak bisa apa-apa
hanya bisa bermain di belakang bayangannya
dan tak diberi kesempatan untuk menyuarakan kebenaran
padahal negara telah diambang kehancuran
membuat orang-orang berharap akan pahlawan yang akan datang
tanpa mau mencari siapa yang akan dijadikan pahlawan
Untuk sekali lagi
Akan kukatakan sekali lagi
aku benci petinggi negara ini
yang mementingkan kepentingan sendiri
dan berkata seolah-olah ia dapat mengadili
padahal sebenarnya hanya untuk diri sendiri
berlagak sok bijak
dengan latar belakang pendidikan yang meyakinkan
patut diberi hadiah atas prestasi yang tak terbilang
entah itu sogokan atau bukan
mengaku adil dan bijaksana
padahal sang pelaku kriminal masih tertawa dengan senang-senang
dan sang korban yang hanya bisa menangis sengsara
karena keadilan telah diperjualbelikan
dengan harta jutaan dan jaminan jabatan
entah apa yang mereka pikirkan
padahal negara telah diambang kehancuran
padahal 17 Agustus 1945 adalah kemerdekaan
dimana banyak pahlawan yang gugur karena perang
demi negara yang sekarang dijajah kembali
oleh rakyat sendiri