Sembalun Bumbung NTB, numalang.id-Di tengah dinamika masyarakat yang semakin berkembang, pemahaman mengenai bullying dan kesetaraan gender menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis.
Materi kolaborasi antara Universitas Islam Malang dan Universitas Hamzanwadi, MTS Nahdlatul Wathan diI Pangsor Gunung di Lombok Timur ini menjadi saksi sejarah. Pentingnya upaya ini melalui sosialisasi materi tentang bullying dan kesetaraan gender. Kegiatan pengabdian divisi pendidikan ini bukan hanya sekadar sharing pengetahuan, melainkan sebuah langkah strategis untuk membentuk generasi yang lebih peka dan berempati.
Bullying: Membuka Mata dan Hati
Bullying atau perundungan merupakan masalah yang tidak bisa dianggap remeh. Banyak anak muda yang mengalami dampak negatif dari tindakan ini, baik secara fisik maupun psikologis. Sosialisasi di MTS Nahdlatul Wathan di Pangsor Gunung mengedepankan pentingnya mengenali berbagai bentuk bullying, dari verbal hingga cyber. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai dampak-dampak buruknya, siswa diharapkan dapat lebih bijak dalam berinteraksi dan mengatasi konflik dengan cara yang sehat.
Lebih dari sekadar teori, kegiatan ini juga melibatkan simulasi dan diskusi interaktif yang memungkinkan siswa untuk berbagi pengalaman dan solusi praktis. Hal ini penting agar mereka tidak hanya memahami teori, tetapi juga siap menghadapi situasi nyata dengan cara yang konstruktif.
Kesetaraan Gender: Membongkar Stereotip dan Membangun Inklusi
Kesetaraan gender merupakan isu penting yang harus diatasi sejak dini. Sosialisasi di sekolah ini memberikan pengetahuan tentang pentingnya perlakuan yang adil tanpa memandang gender. Di MTS Nahdlatul Wathan dI Pangsor Gunung, siswa diajak untuk memahami bagaimana stereotip gender dapat membatasi potensi individu dan menciptakan ketidakadilan.
Melalui berbagai kegiatan seperti role-playing dan bermain mitos atau fakta dari pernyataan yang diberikan oleh kakak delegasi, siswa tidak hanya belajar tentang hak-hak mereka, tetapi juga tentang tanggung jawab mereka dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari diskriminasi. Pendekatan ini penting untuk membangun kesadaran bahwa kesetaraan gender bukan hanya tentang hak, tetapi juga tentang rasa hormat dan saling menghargai.
Mengapa Ini Penting?
Kegiatan sosialisasi semacam ini penting karena ia mengajarkan nilai-nilai yang mendasar dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka masing-masing. Pengalaman ini juga memperkuat bahwa kesadaran dan tindakan preventif lebih efektif daripada penanganan masalah setelah terjadi.
MTS Nahdlatul Wathan Pangsor Gunung pertama kali mendapatkan materi yang akan menjadi contoh yang baik tentang bagaimana pendidikan yang komprehensif mengenai bullying dan kesetaraan gender dapat membentuk masa depan yang lebih baik. Upaya ini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang lebih adil, empatik, dan harmonis. Semoga kegiatan serupa dapat menginspirasi lebih banyak institusi pendidikan untuk melakukan hal yang sama, demi menciptakan generasi yang lebih sadar dan bertanggung jawab.
Pewarta: Mellysa Isnaini (Anggota Delegasi EPNU 2024 Unisma Malang)