Jumat, September 20, 2024
spot_img

Rektor Unisma: Ajak Kalangan Remaja Tanamkan Pentingnya Nilai-Nilai Moderasi Beragama

Lowokwaru, numalang.id-Dalam rangka memperkuat nilai-nilai moralitas di kalangan remaja, Kementerian Agama BEM Unisma Tahun 2024 menyelenggarakan Seminar Moderasi Beragama, pada Selasa (02/07/24) kemarin, bertempat di Hall K.H Hasyim Asy’ari, Gedung Utsman Bin Affan Lantai 7 dengan tema “Membangun Sinergi Pemikiran 3 Pilar Agama terhadap Peran Nilai Moralitas Remaja.”

Agenda ini bertujuan untuk menggali dan menanamkan nilai-nilai moralitas yang dapat menjadi fondasi kuat bagi remaja dalam menjalani kehidupan yang berintegritas dan harmonis di tengah masyarakat yang majemuk. Terutama kalangan remaja, untuk memahami pentingnya nilai-nilai moderasi dan toleransi antar umat beragama.

Holili selaku Kementerian Agama BEM Unisma dalam sambutannya mengungkapkan, seminar ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap penurunan moralitas remaja yang marak terjadi akhir-akhir ini, yang sering kali disebabkan oleh pola asuh yang kurang tepat dan pengaruh negatif lingkungan.

Foto bersama 3 tokoh agama (Buddha, Katolik, dan Islam) bersama Rektor, Presma, dan Kemenag BEM UNISMA 2024

Turut menghadirkan narasumber dari tiga agama besar di Indonesia, yaitu Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I (Islam), Rm Henrikus Suwaji O.Carm (Kristen), dan PMd. Herman, S.Pd.B., CPM., CDS., C.HL., C.GM. (Buddha).

Acara ini dibuka secara resmi oleh Rektor Baru Universitas Islam Malang, Prof. Drs. H. Junaedi., M.Pd., Ph.D., yang dalam sambutannya menjelaskan pentingnya moderasi beragama sebagai landasan dalam membangun moralitas remaja yang kuat dan toleran.

Ia juga memperkenalkan “Universitas Islam Malang (Unisma) sebagai perguruan tinggi yang berada di bawah naungan PBNU. Dalam kegiatan akademik dan non-akademik, Unisma senantiasa menanamkan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah. Dua nilai utama yang relevan dengan diskusi kali ini adalah toleransi (tasmauh) dan moderasi (tawasuth).” Imbuhnya

“Yang pertama Toleransi (Tasamuh), Unisma menanamkan nilai toleransi kepada mahasiswa untuk menghormati penganut agama lain. Dan yang kedua adalah Moderat (Tawasuth), Unisma menanamkan sikap moderat, yaitu sikap tengah-tengah dalam beragama. Mahasiswa diajarkan untuk menghargai keyakinan bahwa semua agama benar menurut penganutnya, sehingga tercipta rasa saling menghormati dan menjaga kerukunan umat beragama,” tegasnya

Masing-masing ketiga narasumber tersebut memaprakan pentingnya membangun sinergi pemikiran yang kuat, menunjukkan bahwa meskipun berbeda keyakinan. Mereka memiliki tujuan yang sama dalam membentuk remaja yang bermoral dan berintegritas tinggi.

Diskusi yang terjadi sangat interaktif dengan banyaknya pertanyaan dari peserta yang antusias mengikuti jalannya acara.

Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang hangat dan penuh makna, di mana para peserta dapat menggali lebih dalam pemahaman tentang moderasi beragama dan bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan suksesnya acara ini, diharapkan semakin banyak kegiatan serupa yang dapat menginspirasi dan memotivasi generasi muda untuk terus menanamkan nilai-nilai moralitas dalam kehidupan mereka.

Tambahan informasi, Unisma merupakan perguruan tinggi terbuka yang juga memiliki mahasiswa non-Muslim. Masalah moralitas remaja menjadi perhatian nasional karena beberapa kasus penurunan moralitas, yang seringkali disebabkan oleh pola asuh yang salah dan budaya malu yang tidak tepat. Pelanggaran aturan sering dianggap sebagai kebanggaan, yang turut menyumbang pada penurunan moralitas.

Pewarta: Holili (Menteri Agama BEM Unisma 2024)

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan

Terkini