Gunung Kawi, tak hanya memukau dengan pesona alamnya, tetapi juga menyimpan kekayaan spiritual yang menarik untuk ditelusuri. Salah satu yang paling terkenal adalah Pesarean Mbah Eyang Njugo atau Syekh Zakariya, di mana acara Waqi’ah Nusantara rutin digelar setiap Ahad Pon, pukul 10.00-12.00 WIB. Acara ini menjadi wadah bagi jamaah Waqi’ah Nusantara yang dibentuk Lembaga Dakwah PCNU Kabupaten Malang untuk berkumpul dan mendalami ilmu agama.
Di sebelah utara makam, sekitar 100 meter, terdapat Sumber Waras, sebuah mata air dengan cerita menarik. Menurut Pak Sukadi, seorang pemandu wisata, konon seseorang yang sakit parah dan tak kunjung sembuh mendapat petunjuk melalui mimpi untuk mandi di sumber mata air ini. Setelah melakukannya, ia pun sembuh, dan mata air ini pun dinamakan Sumber Waras.
Perjalanan spiritual berlanjut ke arah timur Sumber Waras, sekitar 200 meter, di mana kita akan menemukan Sumber Urip dan Sumber Manggis. Pak Sukadi menceritakan bahwa tempat ini merupakan lokasi pertama munculnya sumber mata air asli peninggalan Mbah Njugo atau Syekh Zakariya. Di sini, banyak orang dari berbagai agama melakukan ritual doa, karena Mbah Njugo dikenal menerima semua tamu dengan latar belakang agama yang berbeda.
“Tempat ini ramai dikunjungi orang-orang yang bersemedi pada malam hari. Fasilitasnya pun lengkap, mulai dari kamar mandi, tempat sembahyang bagi non-Muslim, hingga musholla yang dibangun oleh para tamu,” tambah Pak Sukadi.
Sumber Manggis, terletak sekitar 100 meter ke arah timur dari Sumber Urip atau Kahuripan, menjadi lokasi favorit bagi mereka yang ingin melakukan ritual mandi pada malam hari. “Tujuannya untuk menghilangkan aura negatif dalam tubuh, tapi kembali lagi pada niat masing-masing. Setelah itu, biasanya mereka berziarah ke Makam Eyang Njugo atau melanjutkan ritual di Sumber Kahuripan ini, dan biasanya mereka bermalam di sini,” jelas Pak Sukadi.
“Perlu diingat bahwa semua ritual ini tergantung pada keyakinan dan niat masing-masing. Banyak yang mendapatkan hajat mereka terkabul melalui ritual-ritual yang dipandu oleh sesepuh setempat, asalkan niatnya tulus dan ikhlas serta percaya dengan karomah Eyang,” tambahnya.
Numalangid, yang mencoba menggali lebih dalam tentang tata cara ritual, harus menelan kekecewaan karena Pak Sukadi enggan menjelaskannya lebih detail. “Takut banyak yang salah persepsi,” ujarnya. “Lebih baik nanti saja, saya antar dan ajari langsung tata caranya,” pungkasnya.
Bagi yang mencari jodoh, Gunung Kawi juga memiliki Sumber Jodoh, di mana konon ritual di sini dapat membantu memperlancar jodoh. Tak hanya itu, ada pula ritual dengan menyewa wayang untuk acara besar, dengan tujuan hajat terkabul. Biaya sewa wayangnya berkisar Rp5 juta, menurut Mas Wahyu, pengelola wayang.
Kekayaan spiritual Gunung Kawi tak berhenti di situ. Di sini, terdapat pula kuil Dewi Kwan Im untuk sembahyang bagi orang-orang Tionghoa dan tempat Jiam Sie yang terkenal untuk meramalkan masa depan.
Inilah sekilas pandang tentang kekayaan unik yang tersimpan di Gunung Kawi, berdasarkan cerita para tetua adat setempat. Tempat ini tak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman spiritual yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya. Bagi Anda yang tertarik untuk menjelajahi sisi spiritual Gunung Kawi, acara Waqi’ah Nusantara di Ahad Pon 30 Juni 2024 mendatang bisa menjadi momen yang tepat untuk memulai perjalanan Anda.