Kamis, September 19, 2024
spot_img

Abu Aswad Ad-Du’ali, Ahli Bahasa dan “Bapaknya” Ilmu Nahwu

Oleh: Ali Rofiq (Kontributor NUMALANG.ID)

NUMALANG.ID – Perkembangan kosakata dalam menuskrip kitab-kitab kuning tidak lepas dari ilmu-ilmu alat yang dikembangkan oleh para cendikiawan muslim. Ilmu tersebut dibuat untuk mengukir cara membaca dan membuat berbagai kitab kuning yang umumnya dipelajarioleh kaum pesantren. Salah satunya adalah ilmu Nahwu dan Sharaf.

Nahwu dan Sharaf pertama kali dikembangkan oleh seorang ulama dari Bashra, Irak yakni Abu Aswad Ad-Duali. Beliau dijuluki sebagai Bapak Nahwu dan Shorof oleh para ulama-ulama di seluruh dunia.

https://numalang.id/2023/06/09/sekelumit-pelajaran-dari-bilal-bin-rabah/

Berawal dari titah yang diberikan oleh Sayyidina Ali r.a kepada Abu Aswad dimana kepemimpinan Umat Islam masih dibawah kendali Sayyidina Ali.  Beliau menunjuk Abu Aswad karena ia adalah seorang yang berotak genius, berwawasan luas dan ahli Bahasa Arab.

Meski begitu, banyaknya versi yang menyatakan bahwa peletak dasar ilmu nahwu bukanlah berasal dari Abu Aswad. Namun, dengan melalui berbagai voting para ulama dengan membeberkan Kutipan yang populer yang menjadikan bukti bahwa Abu Aswad adalah pelopor utama yang melahirkan Ilmu Nahwu. kutipan tersebut adalah bahwa Abul Aswad berjasa dalam memberi tanda baca (syakal) pada mushaf Al-Quran, sebagaimana diketahui pada mulanya tulisan Arab itu tidak bertitik dan tidak menggunakan tanda baca. Tidak ada tanda pembeda antara huruf dal dan dzal, antara huruf sin dan syin, dan sebagainya. Juga tidak ada perbedaan antara yang berbaris /a/,/i/,dan/u/.Demikian juga tulisan yang ada pada mushaf Al-Quran, sehingga banyak orang yang keliru dalam membaca Al-Quran, terutama umat Islam non-Arab.

Dengan demikian, pernyataan bahwa Abu Aswad Ad-Du’ali dinobatkan sebagai “bapak Nahwu dan Shorof” itu dibenarkan. Sehingga sejak berkembangnya Ilmu tatanan Bahasa dan Sastra Arab melalui Ilmu Nahwu yang hingga kini kerap kali menjadi Ilmu Pokok dalam pembelajaran di Kurikulum Pondok Pesantren.

Berbagai kitab-kitab Nahwu dan Shorof pun juga mulai beredar sejak wafatnya Abu Aswad, seperti contoh Kitab Al-Jurumiyah, Kitab Alfiyah Ibnu Malik, Qoidah Shorfiyah dan masih banyak lagi.

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img
-- advertisement --spot_img

Jangan Lewatkan

Terkini