NUMALANG.ID, Kepanjen-Menjelang 40 hari tragedi kemanusiaan di Kanjuruhan, yang menewaskan 135 korban jiwa dan ratusan korban luka luka pasca pertandingan Arema vs Persebaya tanggal 1 oktober 2022 yang lalu. Emha Ainun Najib atau Mbah Nun menyempatkan hadir ke stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Jumat (04-11-2022).
Cuaca kabupaten Malang yang sore hari itu sedang hujan, rombongan Emha Ainun Najib atau Mbah Nun, Yayasan Kalimasada Nusantara dan diikuti aremania langsung menuju pintu 13 Stadion Kanjuruhan. Kunjungan yang terkesan mendadak ini Mbah Nun dan rombongan melakukan tabur bunga dan berdoa.
Ayah dari Sabrang Mowo Damar Panuluh ini datang sekitar pukul 16.45 WIB di Stadion Kanjruhan. Dalam kunjungan beliau ini, ada beberapa hal yang disampaikan Mbah Nun atas Tragedi Kanjuruhan.
“Saya nggak bisa ngomong apa-apa. Tapi intinya, saya banyangkan mestinya kan harus ada hari berkabung nasional. Begitu Presiden mendengar kabar ini (Tragedi Kanjuruhan), harusnya sehari setelahnya menjadi hari berkabung nasional,” ungkap Mbah Nun.
Mbah Nun mengatakan, peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) lalu, sebenarnya bukan tragedi sepakbola atau tragedi supporter. Karena sepakbola berjalan tenang dan lancar.
“Selain itu bukan tragedi supporter, karena tidak ada supporter dari lawan yang datang. Tetapi yang terjadi ini adalah Tragedi Negara karena penyelenggaraan yang gagal,” jelas Mbah Nun.
Terkait kejadian Tragedi Kanjuruhan ini, Mbah Nun juga meminta Aremania untuk berserah kepada Allah SWT. Harapannya Allah SWT membukakan jalan kemudahan serta memberikan keadilan dan mewujudkan apa yang menjadi tuntutan Aremania.
Tidak hanya itu, Mbah Nun juga mengajak Aremania membawa tragedi ini ke Mahkamah HAM Internasional di Den Haag Belanda. Pengaduan Aremania nantinya akan difasilitasi oleh Yayasan Kalimasada Nusantara.
“Hari ini saya membawa teman dari Yayasan Kalimasada Nusantara. Mereka siap memfasilitasi Aremania membawa tragedi ini ke Mahkamah HAM Internasional,” ujarnya.
Penulis: Sabrang Panuluh | Editor: Moh. Ahsan Shohifur Rizal