PC Lesbumi NU Kabupaten Malang Instruksikan Semua Pengurus Ikuti Pramistara

0

NUMALANG.ID, Malang – Pengurus Cabang Lesbumi NU Kabupaten Malang menginstruksikan semua pengurusnya untuk mengikuti Pramistra atau Pondok Pesantren Islam Nusantara, 1-4 April 2022, di Pondok Pesantren Global Tarbiyatul Arifin Mangliawan Pakis.

Pramistara yang selalu rutin digelar di awal bulan puasa tahun ini memasuki angkatan ke-7 dengan mengangkat tema “Kontekstualisasi Islam Nusantara di Era Metaverse”

Ketua PC Lesbumi NU Kabupaten Malang, Abdul Aziz Syafi’i mengatakan, Pramistara adalah kegiatan rutin di awal bulan puasa dan di gagas oleh Alm. K. Ng. Agus Sunyoto (PB Lesbumi NU).

“Pramistara merupakan proses kaderisasi internal yang di adakan secara tertutup, terbatas dan gratis, untuk kader-kader NU pengurus NU, Banom NU, lembaga NU,” katanya.

Menurutnya, Pramistara juga sebagai salah satu metode penguatan ideologis kebijakan (strategi) Dakwah Kebudayaan Islam Nusantara.

Kebijakan (strategi) dakwah kebudayaan atau lebih dikenal dengan istilah “Saptawikrama” dicetuskan pada Muktamar NU ke 33 di Jombang Jawa Timur dan di sempurnakan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas PB Lesbumi NU) di Pasuruan Jawa Timur pada tahun 2016.

Untuk angkatan ke-7 ini, Pramistara diikuti 100 peserta daring dari luar Jawa Timur dan dari perwakilan Pengurus Cabang Istimewa NU (PCI NU) luar Negeri seperti: Rusia, Jepang, Australia dll. Selain itu, kegiatan ini juga diikuti 90 peserta dari daerah Jawa Timur.

PC Lesbumi NU Kabupaten Malang, mengintruksikan semua pengurusnya untuk mengikuti kegiatan ini dg sebaik-baiknya, diharapkan dari materi-materi yg di sampaikan akan sangat bermanfaat dalam rangka mengembangkan & menterjemahkan misi dakwah Islam Nusantara khususnya di Kabupaten Malang.

Demikian juga ada beberapa MWC Lesbumi NU yg turut serta totalitas dalam kegiatan ini, sehingga diharapkan kegiatan ini sebagai modal ideologis pengembangan serta nantinya diharapkan mampu mengedukasi budaya-budaya yang ada disekitar kita, baik dari sisi syar’i & ruh makna budaya itu sendiri tidak berbenturan dg mayoritas masyarakat muslim di lingkungan kita, sehingga diharapkan misi dakwah Islam Nusantara bisa lebih relevan dg kebutuhan kekinian. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini